Kamis, 10 Januari 2013

AWAL PERGERAKAN NASIONAL


TONGGAK SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL
1. Latar belakang munculnya kongres pemuda
Sejak berdirinya Organisasi Budi Utomo, banyak pula berdiri organisasi pemuda pelajar, baik yang bersifat kedaerahan maupun nasional.  Pada tanggal 15 Agustus 1926 berdiri organisasi Jong Indonesia yang kemudian diubah namanya berdasarkan Kongres I menjadi Pemuda Indonesia (PI). Pemuda Indonesia (PI) dimaksudkan sebagai wadah pemuda indonesia yang berwatak kebangsaan tanpa membedakan asal usul, suku, dan agama. Begitu juga dengan semakin meningkatnya semangat nasionalisme para pelajar-pelajar di Jakarta dan Bandung yang juga mendirikan organisasi Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) pada bulan September 1926 dengan tujuan memperjuangkan Indonesia merdeka. Adapun tokoh-tokoh PPPI antara lain : Abdullah Sigit, Sugondo, Suwiryo, Mitro Reksodipuro, Muh. Yamin, A.K. Gani, Muh. Tamsil, Sunarko, Sumana, Amir Syrifudin. PPPI dan PI memberi inspirasi organisasi-organisasi pemuda untuk bersatu. Untuk mewujudkan semangat persatuan dalam wadah Nasionalisme Indonesia maka diadakan Kongres Pemuda yang dilaksanakan beberapa kali, antara lain :
A. Kongres Pemuda I
Para pelajar dan mahasiswa dari berbagai organisasi bergabung dalam satu wadah bersama, yaitu Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang didirikan pada tahun 1926. Untuk mewujudkan semangat persatuan dan kesatuan dalam wadah nasionalisme itu, mereka menyelenggarakan Kongres Pemuda I Di Jakarta pada tanggal 30 April-2 Mei 1926 dengan dipimpin oleh Moh. Tabrani dari Jong Java.
B. Kongres Pemuda II
Perkumpulan pemuda memegang peranan aktif dalam kongres ini, terutama dari perkumpulan PPPI dan Pemuda Indonesia. Seperti halnya PNI, Pemuda Indonesia berpaham kebangsaan indonesia yang radikal. Pemuda Indonesia adalah perkumpulan pemuda yang bersifat nasionalis dan meninggalkan sifat-sifat kedaerahannya. Sementara untuk PPPI adalah perkumpulan dari para mahasiswa Recht Schoolgeschar dan STOVIA. Para peserta Kongres II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu seperti Jong Java, Jong Celebes, Jong Ambon, Jong Sumatranan Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi dll. Diantara mereka hadir pula dari kalangan Tionghoa sebagai pengamat yaitu Oey Kai Siang, John Lauw Tjoan Hok, dan Tjio Djien Kwie. Namun sampai sekarang masih belum diketahui latarbelakang pengutusan dari organisasi mereka. Sementara Kwee Thiamm Hong hadir sebagai wakil dari Jong Sumatrenan Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan Arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah Pemuda keturunan Arab. 
C. Tujuan dan Peserta Kongres
Tujuan diadakan kongres adalah untuk membentuk badan sentral, memajukan paham persatuan kebangsaan, dan mempererat hubungan diantara semua perkumpulan pemuda kebangsaan. Sementara untuk peserta kongres terdiri dari berbagai organisasi pelajar di Indonesia seperti Jong Java, Jong Sumatera Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Batak, Jong Minahasa, dan Jong Islameten Bond.

2. Lahirnya Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 Oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan. Gagasan penyelenggaran Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia . Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Sehingga menghasilkan Sumpah Pemuda. Rumusan Sumpah Pemuda ditulis oleh Mohammad Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika  Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan kongres ini).
Rapat pertama, Gedung Katholieke Jongenlingen Bond.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jonngenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Mohammad Jamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum, adat, pendidikan, dan kemauan.
Rapat kedua, Gedung Oost-Java Bioscoop
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, sependapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Rapat ketiga, Gedung Indonesiscche Clubgebouw.
Pada sesi berikutnya, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia Raya” karya Wage Rudolf Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia, yang berbunyi: Pertama, kami poetera dan poeteri indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah indonesia. Kedoea, kami poetera dan poeteri indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa indonesia. Ketiga, kami poetera dan poeteri indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa indonesia.
Djakarta, 28 Oktober 1928
Teks Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertempat di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat yang sekarang menjadi Museum Sumpah Pemuda, pada waktu itu adalah milik  dari seorang Tionghoa yang bernama Sie Kong Liong. Sementara lagu Indonesia Raya pertama kali dipublikasikan pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan. Lagu tersebut sempat dilarang oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.



3. Arti penting sumpah pemuda bagi bangsa Indonesia
Eksistensi pemuda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sangatlah penting. Sumpah Pemuda merupakan suatu awal dari cita-cita untuk menyatukan organisasi para pemuda dalam satu forum. Dapat diartikan juga bahwa organisasi pemuda ini mencakup ruang lingkup yang luas yaitu Indonesia. Gagasan terbentuknya sumpah pemuda itu juga merupakan hasil dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang telah bersama mengikuti beberapa kali rapat yang diselenggarakan ditempat yang berbeda. Rapat pertama di gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Rapat kedua di gedung Oost-Java Bioscoop dan rapat terakhir di gedung Indonesiscche Clubgebouw.
Dalam pembahasan rapat pertama dari sumpah pemuda tanggal 27 Oktober 1928 menetapkan ada lima faktor yang mampu meningkatkan atau memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, suku, hukum adat, pendidikan dan kemauan.
Dalam rapat kedua pada tanggal 28 Oktober 1928 juga menghasilkan pemikiran  bahwasanya seorang anak harus memperoleh pendidikan kebangsaan dan pendidikan itu harus diimbangi dengan pendidikan di sekolah. Karena kebanyakan anak akan berinteraksi dengan lingkungan sekitar tempat tinggal maupun di sekolah.
Sedangkan pada rapat ketiga, diputuskan bahwa sejak dini, anak harus dibekali rasa nasionlisme dan demokratis. Sehingga akan membentuk sikap disiplin dan mandiri dalam diri anak tersebut.
Selain itu, perlu kita ketahui rapat tersebut tidak hanya membahas tentang itu, tetapi juga membahas bagaimana cara mendorong semangat dalam mewujudkan cita-cita bangsa itu sendiri. Disini, kita harus sadar bahwa sebagai putera-puteri  Indonesia harus tetap bersatu untuk membangun suatu bangsa yang baik dan seorang pelajar harus mampu meningkatkan semangatnya dalam menggapai cita-cita bangsa. Sumpah pemuda merupakan sumpah atau janji yang diikrarkan oleh para pemuda di negeri ini. Sehingga mempunyai makna generasi bangsa Indonesia harus mengakui atas tanah air, bangsa dan bahasanya, mendorong semangat persatuan kebangsaan, mendorong semangat perjuangan untuk mencapai kemerdekaan serta pertumbuhan bahasa Indonesia sebagai salah satu identitas bangsa dan unsur kebudayaan bangsa.

Belum ada komentar untuk "AWAL PERGERAKAN NASIONAL"

Posting Komentar

 
 
Copyright © 2013-Kiamat. Wahyu's Blogs - All Rights Reserved
Design by Wahyu Adhy | Powered By Blogger.com