TONGGAK SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL
1. Latar belakang munculnya kongres pemuda
Sejak berdirinya Organisasi Budi Utomo, banyak pula berdiri
organisasi pemuda pelajar, baik yang bersifat kedaerahan maupun nasional. Pada tanggal 15 Agustus 1926 berdiri
organisasi Jong Indonesia yang kemudian diubah namanya berdasarkan Kongres I
menjadi Pemuda Indonesia (PI). Pemuda Indonesia (PI) dimaksudkan sebagai wadah
pemuda indonesia yang berwatak kebangsaan tanpa membedakan asal usul, suku, dan
agama. Begitu juga dengan semakin meningkatnya semangat nasionalisme para
pelajar-pelajar di Jakarta dan Bandung yang juga mendirikan organisasi
Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) pada bulan September 1926 dengan
tujuan memperjuangkan Indonesia merdeka. Adapun tokoh-tokoh PPPI antara lain :
Abdullah Sigit, Sugondo, Suwiryo, Mitro Reksodipuro, Muh. Yamin, A.K. Gani,
Muh. Tamsil, Sunarko, Sumana, Amir Syrifudin. PPPI dan PI memberi inspirasi
organisasi-organisasi pemuda untuk bersatu. Untuk mewujudkan semangat persatuan
dalam wadah Nasionalisme Indonesia maka diadakan Kongres Pemuda yang
dilaksanakan beberapa kali, antara lain :
A. Kongres Pemuda I
Para pelajar dan mahasiswa dari berbagai organisasi bergabung dalam
satu wadah bersama, yaitu Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang
didirikan pada tahun 1926. Untuk mewujudkan semangat persatuan dan kesatuan dalam
wadah nasionalisme itu, mereka menyelenggarakan Kongres Pemuda I Di Jakarta
pada tanggal 30 April-2 Mei 1926 dengan dipimpin oleh Moh. Tabrani dari Jong
Java.
B. Kongres Pemuda II
Perkumpulan pemuda memegang peranan aktif dalam kongres ini,
terutama dari perkumpulan PPPI dan Pemuda Indonesia. Seperti halnya PNI, Pemuda
Indonesia berpaham kebangsaan indonesia yang radikal. Pemuda Indonesia adalah
perkumpulan pemuda yang bersifat nasionalis dan meninggalkan sifat-sifat
kedaerahannya. Sementara untuk PPPI adalah perkumpulan dari para mahasiswa
Recht Schoolgeschar dan STOVIA. Para peserta Kongres II ini berasal dari
berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu seperti Jong Java,
Jong Celebes, Jong Ambon, Jong Sumatranan Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar
Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi dll. Diantara mereka hadir pula dari kalangan
Tionghoa sebagai pengamat yaitu Oey Kai Siang, John Lauw Tjoan Hok, dan Tjio
Djien Kwie. Namun sampai sekarang masih belum diketahui latarbelakang
pengutusan dari organisasi mereka. Sementara Kwee Thiamm Hong hadir sebagai
wakil dari Jong Sumatrenan Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan
Arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah
Pemuda keturunan Arab.
C. Tujuan dan Peserta Kongres
Tujuan diadakan kongres adalah untuk membentuk badan sentral,
memajukan paham persatuan kebangsaan, dan mempererat hubungan diantara semua
perkumpulan pemuda kebangsaan. Sementara untuk peserta kongres terdiri dari
berbagai organisasi pelajar di Indonesia seperti Jong Java, Jong Sumatera Bond,
Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Batak, Jong Minahasa, dan Jong Islameten Bond.
2. Lahirnya Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 Oktober
1928 Bangsa Indonesia dilahirkan. Gagasan penyelenggaran Kongres Pemuda Kedua
berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) sebuah organisasi
pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia . Atas inisiatif PPPI,
kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali
rapat. Sehingga menghasilkan Sumpah Pemuda. Rumusan Sumpah Pemuda ditulis oleh
Mohammad Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi
terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: ik
heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi
yang lebih elegan untuk keputusan kongres ini).
Rapat pertama, Gedung Katholieke Jongenlingen Bond.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke
Jonngenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Dalam sambutannya, Soegondo
berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan sanubari para pemuda.
Acara dilanjutkan dengan uraian Mohammad Jamin tentang arti dan hubungan
persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan
Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum, adat, pendidikan, dan kemauan.
Rapat kedua, Gedung Oost-Java Bioscoop
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop,
membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi
Mangoensarkoro, sependapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan,
harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak
juga harus dididik secara demokratis.
Rapat ketiga, Gedung Indonesiscche Clubgebouw.
Pada sesi berikutnya, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme
dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan
kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan
sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan
dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia Raya” karya
Wage Rudolf Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta
kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para
pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia, yang berbunyi: Pertama,
kami poetera dan poeteri indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe,
tanah indonesia. Kedoea, kami poetera dan poeteri indonesia,
mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa indonesia. Ketiga, kami
poetera dan poeteri indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa
indonesia.
Djakarta, 28 Oktober 1928
Teks Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertempat
di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat yang sekarang menjadi Museum
Sumpah Pemuda, pada waktu itu adalah milik
dari seorang Tionghoa yang bernama Sie Kong Liong. Sementara lagu
Indonesia Raya pertama kali dipublikasikan pada tahun 1928 pada media cetak
surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu
Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan. Lagu tersebut sempat dilarang oleh
pemerintah kolonial Hindia Belanda, namun para pemuda tetap terus
menyanyikannya.
3. Arti penting sumpah pemuda bagi bangsa Indonesia
Eksistensi pemuda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sangatlah
penting. Sumpah Pemuda merupakan suatu awal dari cita-cita untuk menyatukan
organisasi para pemuda dalam satu forum. Dapat diartikan juga bahwa organisasi
pemuda ini mencakup ruang lingkup yang luas yaitu Indonesia. Gagasan
terbentuknya sumpah pemuda itu juga merupakan hasil dari Perhimpunan Pelajar
Pelajar Indonesia (PPPI) yang telah bersama mengikuti beberapa kali rapat yang
diselenggarakan ditempat yang berbeda. Rapat pertama di gedung Katholieke
Jongenlingen Bond, Rapat kedua di gedung Oost-Java Bioscoop dan rapat terakhir
di gedung Indonesiscche Clubgebouw.
Dalam pembahasan rapat pertama dari sumpah pemuda tanggal 27
Oktober 1928 menetapkan ada lima faktor yang mampu meningkatkan atau memperkuat
persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, suku, hukum adat, pendidikan dan
kemauan.
Dalam rapat kedua pada tanggal 28 Oktober 1928 juga menghasilkan
pemikiran bahwasanya seorang anak harus
memperoleh pendidikan kebangsaan dan pendidikan itu harus diimbangi dengan
pendidikan di sekolah. Karena kebanyakan anak akan berinteraksi dengan
lingkungan sekitar tempat tinggal maupun di sekolah.
Sedangkan pada rapat ketiga, diputuskan bahwa sejak dini, anak
harus dibekali rasa nasionlisme dan demokratis. Sehingga akan membentuk sikap
disiplin dan mandiri dalam diri anak tersebut.
Selain itu, perlu kita ketahui rapat tersebut tidak hanya membahas
tentang itu, tetapi juga membahas bagaimana cara mendorong semangat dalam
mewujudkan cita-cita bangsa itu sendiri. Disini, kita harus sadar bahwa sebagai
putera-puteri Indonesia harus tetap
bersatu untuk membangun suatu bangsa yang baik dan seorang pelajar harus mampu
meningkatkan semangatnya dalam menggapai cita-cita bangsa. Sumpah pemuda
merupakan sumpah atau janji yang diikrarkan oleh para pemuda di negeri ini.
Sehingga mempunyai makna generasi bangsa Indonesia harus mengakui atas tanah
air, bangsa dan bahasanya, mendorong semangat persatuan kebangsaan, mendorong
semangat perjuangan untuk mencapai kemerdekaan serta pertumbuhan bahasa
Indonesia sebagai salah satu identitas bangsa dan unsur kebudayaan bangsa.
Saat ini anda sedang membaca artikel tentang AWAL PERGERAKAN NASIONAL dan anda juga bisa menemukan artikel AWAL PERGERAKAN NASIONAL ini dengan url https://wahyuadisukrisna.blogspot.com/2013/01/awal-pergerakan-nasional.html. Anda boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel AWAL PERGERAKAN NASIONAL ini jika memang bermanfaat bagi anda atau teman-teman anda, namun dengan catatan jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya.
Belum ada komentar untuk "AWAL PERGERAKAN NASIONAL"
Posting Komentar