BUDAYA WESTERN YANG MUNCUL DI KALANGAN PEMUDA
Era globalisasi memang sudah memberikan dampak yang cukup serius dan nyata di kalangan masyarakat. Tak luput juga sudah mulai masuk ke pelosok pedesaan, seperti yang terjadi di desa saya, yaitu Desa Cangkring, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan. Budaya mewarnai rambut di kalangan remaja, sudah membudaya di kalangan remaja. Parahnya lagi kebiasaan mewarnai rambut di kalangan pria remaja banyak didominasi dari para pelajar.
Mewarnai rambut dengan warna rambut yang tidak sesuai dengan warna sebenarnya menjadikan pandangan negatif di kalangan masyarakat yang dirasa kurang etis untuk diterapkan. Mereka dipandang sebagai remaja yang arogan.
Akan tetapi, pandangan negatif itu dibantah oleh para pemuda, mereka mengatakan bahwa sekarang ini adalah jaman modernisasi, dan setiap orang bebas untuk melakukan apa saja. Jika tidak mengikuti perkembangan jaman dianggap orang yang “jadul”. Persepsi atau anggapan seperti itu memang kerap muncul di kalangan remaja.
Budaya mewarnai rambut memang identik dengan sikap yang arogan. Akan tetapi itu menurut pandangan orang-orang yang tidak paham atau terpengaruh dengan program-program yang tayang di televisi, misalnya sinetron yang memunculkan seorang anak remaja yang mewarnai rambutnya identik dengan peran yang buruk. Di desa saya, hal tersebut memang tidak dianggap serius, hanya dianggap kurang sopan jika dipertontonkan, apalagi kalau sedang ada hajatan besar, seperti pernikahan dll, terdapat pemuda yang mewarnai pasti langsung mendapat teguran dari teman lainnya yang lebih tua. Meskipun begitu, banyak pemuda yang tidak mempedulikan hal tersebut dan cuek saja. Karena yang seperti dikatakan di atas, bahwa ini adalah jamannya modernisasi dan globalisasi.
Menyikapi hal tersebut, hendaknya memang harus bisa memfilter budaya-budaya asing yang masuk dan dinilai tidak mencerminkan budaya sendiri agar tidak menimbulakan konflik yang merugikan dan mendapat anggapan yang negatif bagi pelakunya.
Saat ini anda sedang membaca artikel tentang ANTHROPOLOGI : KONFLIK BUDAYA DI PEDESAAN dan anda juga bisa menemukan artikel ANTHROPOLOGI : KONFLIK BUDAYA DI PEDESAAN ini dengan url https://wahyuadisukrisna.blogspot.com/2013/01/konflik-budaya-di-pedesaan.html. Anda boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel ANTHROPOLOGI : KONFLIK BUDAYA DI PEDESAAN ini jika memang bermanfaat bagi anda atau teman-teman anda, namun dengan catatan jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya.
Belum ada komentar untuk "ANTHROPOLOGI : KONFLIK BUDAYA DI PEDESAAN"
Posting Komentar